Kematian adalah kepastian, tapi penyebab kematian itu yang harus dicari

Bukankah kematian itu sebuah kepastian?
Ya, kematian bukanlah sesuatu yang dipertanyakan. Siapa pun pasti akan mengalami kematian. Baik politisi, pedagang, profesional, teknokrat, presiden, pengemis, dan semua orang yang memiliki status sosial yang disandangnya. Begitu juga Wartawan, dia akan mati.

Tapi ada apa dengan kematian, selalu saja diributkan orang.
Kematian memang kepastian. Tapi, penyebab kematian menjadi masalah bagi orang-orang yang hidup. Tentu bukan karena yang mati akan hidup lagi, atau sekadar mencari alasan tentang kematian, tapi persoalan pada status hukum orang yang mati. Entah mati karena sakit, kecelakaan, dicelakai, atau mencelakai sendiri atau bunuh diri. Status ini menjadi catatan bagi orang-orang hidup, karena akan menjadi pengalaman bagi mereka.

Kasus kematian Ridwan Salamun Wartawan Sun TV baru-baru ini. Kematiannya diujung tombak dan parang saat tengah bekerja meliput konflik antar desa di Desa Fiditan, Kota Tual, Maluku, menjadi masalah bagi kalangan yang berprofesi wartawan. Semua pertanyaan ada apa sehingga orang-orang merasa perlu untuk mematikan sang wartawan. Bukankah almarhum bekerja untuk mereka, masyarkat juga? Begitu tidak percayanya masyarakat kepada profesi wartawan? Apakah memang kematian seorang wartawan harus melewati jalan seperti ini? bagaimana dengan perusahaan media, rekan-rekan wartawan, dan pemangku kepentingan, benarkah ini menjadi risiko bagi seorang wartawan?

Ribuan pertanyaan yang harus dijawab oleh kita yang masih hidup. Semua ini agar tidak pernah terjadi lagi nyawa melayang sia-sia. Meski, saya yakin, kematian Ridwan Salamun yang tengah berpuasa Ramadhan dan bekerja mencari nafkah sebagai salah satu jihad bagi keluarganya menjadi Insya Allah Syuhada, tapi, tidak perlu bagi kita untuk merenungkan apa di balik kematian Ridwan Salamun. Inilah yang harus direnungkan dan dijadikan ibrah orang-orang yang masih hidup.

Semoga Allah menerima segala ibadah dan amal soleh Ridwan Salamun.

Postingan populer dari blog ini

Saatnya Berubah

Kenaikan BBM, Turunnya Harga Diri

AR, LM, CT, Segera Tobat......