Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Menyerap Tuhan

Saya ingat, saat memilih jurusan Aqidah Filsafat di Universitas Islam Negeri (dulu Institut Agama Islam Negeri)Bandung tahun 1993 lalu. Saat itu, keinginan saya hanya satu, menjadi seorang pemikir dengan segudang teori dan metode analisis. Saya pun memasuki alam baru yang mengajarkan kita untuk kritis, radikal, dan sistematis. Retorika bahasa pun begitu kokoh, argumentasi logis menjadi andalan. Seiring dengan waktu, saya pun berkenalan dengan Plato, Aristoteles, Socrates, Rene' Descartes, Immanuel Kant, sampai filosof revolusioner Hegel, hingga Karl Marx. Pemikiran para tokoh2 itu begitu deras menerpa langit-langit di kepala. Benteng di dada ini bergemuruh,ingin menjadi seperti mereka yang bisa mengubah dunia. Buku-buku pun dilalap habis. Diskusi menjadi ajang paling menentukan, terutama adu kepala dan logika. Begitulah saat berkenalan dengan Muhammad Iqbal, seorang filosof, penyair, dan negarawan Paksitan, saya baru terenyuh. Ketika saya jatuh cinta padanya, runtuhlah filsafat