Kenaikan BBM, Turunnya Harga Diri
Menonton pengumuman kenaikan harga BBM tadi malam (21/6) di stasiun televisi berita, saya menangkap adanya ketidakberdayaan pemerintah republik ini dari tekanan asing. Rakyat Indonesia tak lagi menjadi acuan dalam mengambil kebijakan, sebaliknya, setiap tekanan asing (baca: pihak kapitalis dan bankir), selalu menjadi panutan. Dengan dalih subsidi yang tidak tepat sasaran, harga BBM naik, premium dari Rp4500 menjadi Rp6500, sedangkan solar naik dari Rp4500 menjadi Rp5500. Subsidi BBM untuk rakyat bisa ditekan karena adanya APBN perubahan. Semua kebijakan kita diatur oleh tekanan dan pesanan asing. Di era globalisasi ini, republik ini menjadi meja makan besar dengan hidangan yang serba sedap dan dikerubuti para kapitalis asing dan bankir internasional. Mereka berburu segenap sumber daya alam, dan kemudian dijual kembali ke rakyat kita dengan harga tinggi. Pemerintah pun merasa bangga dengan penghargaan dari lembaga internasional, yang tak lain adalah sertifikasi budak sejati para kap