Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Provokator

Munculnya akun FB yang menghina Nabi, bukanlah barang baru. Sejak jaman Nabi Muhammad SAW masih hidup, nabi kerap dituduh gila. Hingga dalam beberapa ayat dalam Alquran, Allah sendiri yang membantahnya. Sedangkan waktu, menjadi bukti, Nabi Muhammad adalah Al Amin, orang yang dipercaya. Julukan ini ternyata bukan saat Muhammad menjadi Rasulullah, malah saat masih muda dan pedagang. Tidak mungkin orang-orang kuffar itu mengubah seorang yang dipercaya, menjadi tidak dipercaya karena dia menjadi nabi. Kata-kata Nabi dan Babi, sungguh menyinggung perasaan dan keimanan kita. Mudah-mudahan rasa marah kita ini menjadi salah satu ciri keimanan kita, seperti dalam hadist nabi, tidak beriman seseorang jika belum mencintai Alloh dan Rasul melebihi kecintaan pada ashabiyah (keluarga/keturunan) dan hartanya (alhadist). Marah, penghulu kita dihina dina, dan diposisikan tidak terhormat. Tentu kita bertanya, Apa maksudnya mereka melakukan itu? Apa keinginan mereka untuk menghina nabi, yang memang tid

Simplifikasi � INTELIJEN INDONESIA

Simplifikasi � INTELIJEN INDONESIA

9/11 truth is not protected by copyright

AR, LM, CT, Segera Tobat......

Heboh... Inilah yang terjadi di jagad maya setelah adanya posting video cabul artis AR-LM dan AR-CT. Mereka adalah artis papan atas, terkenal, dan sulit untuk menemui orang Indonesia yang tidak kenal pada mereka. Meluncurnya video pribadi ini, membuat seluruh masyarakat heboh. Sulit untuk tidak membicarakan aksi privasi mereka. Sungguh, luarbiasa efek domino sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Ibu-ibu yang biasa tabu, kini menjadi biasa membicarakan seputar BB-17 produksi amatiran ini. Bahkan yang tidak pernah menonton tontonan tak senonoh ini, kini dengan sukarela dan senang hati menyimak video mereka. Apalagi, mereka tengah naik daun, malah lebih dari naik daun, naik pucuk daun. Ya, inilah yang terjadi di Republik Indonesia, awal Juni 2010. Saya pun sama, ikut-ikutan searching video porno. Setiap kali bertemu teman, topik pembicaraan setengahnya membahas seputar video itu. Rentetan dosa semakin mudah melekat pada saya, karena analisa yang lebih hanya memuaskan hasrat di bawa
Depok, 02 Juni 2010 Habis Sensus, Terbitlah Utang Rp 6,6 juta Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia Sebagai bangsa sebenarnya kita sudah bangkrut! Namun karena kekayaan yang melimpah, negara ini tetap hidup, meski tak boleh kita nikmati. Sensus Penduduk baru saja usai. Setelah disensus, kita masing-masing berhutang Rp 6,6 Juta. Hitungannya utang Rp 1.588 Trilyun dibagi 240 Juta rakyat Indonesia (Mei 2010). Bagi Anda yang telah berkeluarga, beban utang anda bertambah menjadi Rp 33 Juta ( 1 istri, 3 anak). Utang ini harus Anda bayar, tentu saja pemerintah tidak memintanya langsung kepada Anda, kecuali yang lewat pajak. Utang tersebut Anda bayar melalui inflasi uang kertas yang Anda pegang. Mereka menamainya sebagai sirklus inflasi bulanan, itulah sebabnya rupiah selalu merosot daya belinya. Tentunya Anda akan semakin terbebani dalam memenuhi biaya keluarga, karena setiap bulan penghasilan Anda yang tetap, akan semakin tak berdaya mengikuti laju inflasi rupiah. Salah satu faktor p

mata tak pernah bohong

mata tak pernah bohong. Itu kata-kata seorang videografer agar meyakinkan orang bahwa hasil produksinya adalah fakta. Itu juga berlaku bagi pebisnis cctv, alat perekam tersembunyi ini bisa memantau gerak-gerik apapun secara faktual. Ini pula yang terekam videojournalist Aljazera dan cctv di kapal Mavi Marvara, kapal kemanusiaan untuk Gaza. Detik-detik prajurit Israel turun dari Helikopter, langsung membabi buta menembaki para relawan. Lalu, para relawan pun berusaha mempertahankan diri dan berusaha melawan, meski dengan kayu atau apa pun juga. Masih terekam detik-detik ini, dan setelah itu, ada darah di sebuah tandu, dan beberapa orang tergeletak masih dengan menggunakan rompi pelampung. Lalu, dengan serta merta Juru Bicara Pertahanan Israel berkata; "kapal kemanusiaan itu memiliki senjata, mereka melakukan penyerangan. Akhirnya terpaksa kita mempertahankan diri.." Sebuah logika terbalik sedang dimainkan Israel. Secara akal sehat, tentara mereka lah yang menguntit dan terjun