Hasrat Berkuasa

Ada yang manarik di benakku malam ini. Yakni, sebuah gairah dan dorongan kuat untuk mendapatkan dunia. Dengan kata lain, kekuasaan, harta, dan seksualitas. Jika Sigmund Freud mengatakan bahwa seluruh hasrat yang menggerakan dunia adalah seksualitas, tapi saya berkeyakinan bahwa kekuasaanlah pemicu dunia. Seluruh komposisi gerak motivasi kerap dilandasi keinginan berkuasa. Sesuatu yang laten, namun dirasakan sebagai api untuk menjadi penguasa. Saya bukan seorang psikoanalisis yang atheis seperti Freud, tapi saya hanya mereka-reka dalam wacana sendiri, meski berusaha bermetode analitikal.

Lalu Ibn Khaldun atau Abdurrahman Ibn Khaldun (1332 M-1406 M), mengatakan motivasi utama manusia adalah ekonomi. Lalu, seluruh pergerakan hidup manusia disandarkan pada motivasi ekonomi semata. Dengan kekuatan ekonomi, seorang manusia menjadi puncak keberhasilan.

Tapi bagi saya, kekuasaan memang menjadi penting, antara lain menguasai dan dikuasai. Dalam globalitas, seseorang berusaha menjadi bagian dari visi dan misi organisasi perusahaan yang notabene bertujuan menguasai pasar. Lalu, Amerika dan balad-baladnya, mengeluarkan konspirasi agar rezim seuatu negeri berganti haluan pada kepentingan mereka. Tak heran angkat senjata untuk merebut Libya, misalnya, hanya untuk menguasai negara itu dan menggantikannya dengan rezim "demokrasi" ala Amerika.

Kekuasaan itu penting untuk menguasai potensi sebuah negara, peluang pasar, atau keuntungan pribadi dan golongan. Dan cara apa pun dilakukan, baik buruk bukan jadi patokan, sebab yang penting berkuasa. Kekuasaan segaris luruh dengan harta lalu wanita. Tapi tak akan pernah mendapatkan keduanya jika memang tidak berkuasa.

Kemudian, saya balik bertanya, benarkah hipotesis ini?
Jika kembali pada Sunnah nabi,"salah satu tanda-tanda kehancuran (baca-kiamat) adalah ummat sudah begitu mencintai dunia, dan takut mati (akherat).

Apoligi saya kembali bermain, kekuasaan masih menjadi alasan utama pergerakan kehidupan manusia. Setidaknya, Nabi Muhammad SAW pun bergerak untuk mencapai kekuasaan. Tidak seperti Sigmund Freud, seks sebagai penggerakan kehidupan, atau Ekonomi sebagai motivator abadi pemicu pergerakan kehidupan, tapi saya menegaskan lagi, sebenarnya kekuasaan-lah yang menjadi keinginan perenial manusia.

Lalu, apakah Rasulullah memiliki motif berkuasa.
Bagi saya, Rasalullah diberi kekuasaan oleh Allah, yang Maha Kuasa. Beliau diberi kekuasaan untuk menjadi suri tauladan yang baik, menjadi pemimpin dan penghulu para Nabi, menjadi pembawa mukjizat Al-Quran Kalamullah dari Allah. Lalu, kekuasaan ini lah yang menugaskan dirinya untuk menguasai hati seluruh manusia.

Wallahua'lam bissawab...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saatnya Berubah

Kenaikan BBM, Turunnya Harga Diri

AR, LM, CT, Segera Tobat......